Obesitas adalah masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di seluruh dunia, dan mempengaruhi jutaan orang di indonesia dari segala usia dan latar belakang. Akhir-akhir ini orang yang memiliki obesitas meningkat yang disebabkan oleh perubahan kebiasaan makan, gaya hidup, dan kecenderungan genetik. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan jenis kanker tertentu. Kali ini healthy lovers akan membaca artikel apa itu obesitas sentral dan bagaimana cara menanganinya berdasarkan bukti ilmiah terbaru. Mari kita simak
Apa itu obesitas?
Berdasarkan distribusi lemak pada tubuh, obesitas dibagi menjadi 3 jenis:
- Obesitas perifer merupakan kelebihan lemak di bagian paha dan bokong, sehingga bentuk tubuh terlihat seperti buah pir (pear type).
- Obesitas sentral atau abdominal obesity adalah suatu keadaan dimanaterdapat kelebihan lemak yang berpusat di bagian tengah perut (intra-abdominal fat), sehingga tubuh terlihat gemuk di bagian perut dan bentuk tubuh terlihatseperti buah apel (apple type).
Mengapa perut buncit bisa terjadi?
- Perut yang buncit diakibatkan karena adanya penumpukan lemak yang terjadidi daerah perut.
- Salah satunya akibat konsumsi lemak yang berlebihan, terutama lemak jahatyaitu lemak jenuh dan lemak trans.
Apa bahaya dan akibat dari penumpukan lemak?
Konsumsi lemak yang berlebihan menyebabkan timbunan energi yang menumpuk pada daerah abdominal/perut dan secara langsung memicu terjadinya obesitas sentral. Sementara itu, penumpukan lemak pada pembuluh darah akan menyumbat peredaran darah dan berdampak pada hipertensi dan jantung koroner.
Asupan lemak dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi karena asupan lemak yang berlebih dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah,sehingga membentuk plak yang pada akhirnya berkembang menjadi aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan pembuluh darah menyempit,sehingga terjadi tahanan aliran darah yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas?
- atur konsumsi lemak dimana konsumsi lemak tiap orang adalah sebesar 20-25% dari total energi atau sama dengan 5 sendok makan atau 67 gram.
- Pilihlah sumber makanan lemak yang baik, yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda yang ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, minyak zaitun, ikan berminyak, seperti sarden, teri, salmon, dan makarel.
- Hindari sumber makanan lemak jenuh dan lemak trans, seperti daging merah, mentega, minyak kelapa sawit, makanan cepat saji, makanan kemasan, dll.
- Batasi konsumsi daging merah dan pilih daging putih, yang dapat ditemukanpada ikan, daging ayam, bebek, atau kalkun dan pastikan pilih bagian yang tanpa lemak, ya.
- Hindari makan gorengan (terutama makanan yang digoreng dengan minyakyang sudah dipakai berulang kali), jerohan (seperti usus, hati, otak, babat, dll), makanan cepat saji, dan makanan kemasan.
- Untuk lemak jenuh dan lemak trans pada makanan, kalian bisa cek di informasi nilai gizi yang ada pada kemasan makanan.
- Jangan lupa lakukan aktivitas fisik minimal 150-300 menit/minggu dengan intensitas sedang atau 75-150 menit/minggu dengan intensitas tinggi.
Referensi
- Herawati, N.T., Alamsyah, D. and Hernawan, A.D., 2020. Hubungan antara Asupan Gula, Lemak, Garam, dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Usia 20–44 Tahun Studi Kasus Posbindu PTM di Desa Secapah Sengkubang Wilayah Kerja Puskesmas Mempawah Hilir. Jumantik, 7(1), pp.34-43.
- Puspitasari, N., 2018. Kejadian Obesitas Sentral pada Usia Dewasa. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(2), pp.249-259.
- Yanto, N., Verawati, B. and Akmalia, F., 2019. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Konsumsi Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sidomulyo Barat. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(2), pp.103-112.
Author:Indita Azzahra
Editor: Faisal Mohammad Rifqi Aqil